Kejang pada anak adalah kondisi yang seringkali menakutkan bagi orangtua. Kejang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk efek samping obat resep yang dikonsumsi oleh anak. Baru-baru ini, sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa jumlah kasus kejang pada anak akibat obat resep meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics ini menemukan bahwa antara tahun 2008 dan 2017, jumlah kejang pada anak yang disebabkan oleh obat resep meningkat dari 26 kasus per 100.000 anak menjadi 53 kasus per 100.000 anak. Hal ini merupakan peningkatan yang signifikan dan memerlukan perhatian serius dari para orangtua dan tenaga medis.
Kejang pada anak bisa terjadi karena berbagai jenis obat resep, termasuk obat-obatan untuk gangguan mental, obat-obatan antikonvulsan, dan obat-obatan penenang. Beberapa obat resep juga bisa menyebabkan kejang jika dikonsumsi dalam dosis yang terlalu tinggi atau jika dikombinasikan dengan obat-obatan lain yang tidak seharusnya.
Para orangtua perlu memperhatikan gejala-gejala kejang pada anak, seperti kaku tubuh, gerakan tidak terkontrol, dan hilangnya kesadaran. Jika anak mengalami kejang setelah mengonsumsi obat resep, segera bawa anak ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Untuk mencegah kejang akibat obat resep, orangtua perlu berkomunikasi dengan dokter atau apoteker tentang efek samping yang mungkin terjadi dari obat yang diberikan kepada anak. Pastikan untuk memberikan obat sesuai dosis yang direkomendasikan dan hindari memberikan obat tanpa resep dokter.
Kejang pada anak akibat obat resep bisa mengancam keselamatan dan kesehatan anak. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk selalu waspada dan mengikuti petunjuk dokter dalam memberikan obat kepada anak. Jika anak mengalami kejang setelah mengonsumsi obat resep, segera cari pertolongan medis untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.